Belum ada rencana penyusunan program kerja secara lebih detail, kami masih melemaskan kaki dan menghilangkan capai setelah lebih dari 2 hari 2 malam menempuh perjalanan. Kemarin malam juga kami sudah diajak ikut acara lomba karaoke oleh sebuah kominutas pemuda di Sekongkang, namanya Komunitas 86. Anggapan awal saya tentang komunitas ini seperti karang tarunanya desa Sekongkang. Jadi, sampai malam tgl 5 Juli itu sangat melelahkan bagi tim kami ini.
Di pagi hari tanggal 6 Juli 2013, anggota tim NTB 11 terutama cowok yang diberi pondokan di Balai Desa Sekongkang Bawah melakukan bersih-bersih dan merapikan tempat tersebut, begitu pula dengan para anggota cewek yang tempat tinggalnya di rumah dinas kantor Kecamatan. Selesai bersih-bersih kami makan bersama dengan nasi bungkus yang dibeli di warung Banyuwangi yang notabene pemiliknya juga orang Jawa Timur. Ya, masakan Jawa dan orang-orang Jawa masih sangat mudah ditemukan disini. Semalam ketika bantu-bantu dalam menyiapkan lomba karaoke, salah satu anggota komunitas 86 yang juga membuat dekorasi background panggung, berasal dari Cilacap. Meskipun Sekongkang berada di pojok bawah Pulau Sumbawa tapi itu tidak mempengaruhi persebaran individu Jawa.
Sore hari, semua anggota tim memutuskan untuk pergi ke pantai yang berada di belakang Balai Desa (Pantai Pesir & Pantai Lawar). Saya, Sukma, Bana, Rishang, Toni, Rifqi, Hanif, dan Clinton berangkat ke pantai lebih dulu lewat jalan samping kantor desa. Sementar yg lainnya menyusul. Sesampainya di pantai saya melihat ada ibu-ibu beserta anaknya sedang mencari sesuatu di karang yang saat itu airnya sedang surut. Awalnya saya mendekat dan membuka pertanyaan dengan sapaan pada ibu-ibu tersebut. “Sedang mencari apa Bu?”. “Cari bobo’ “ jawab ibu itu. Bobo’ adalah istilah dalam bahasa local Sekongkang untuk menyebut landak laut atau bulu babi. Saya dan Sukma juga ikut mencari bulu babi dan belajar dari ibu itu bobo’ mana yang bisa diambil. Beliau juga menawari saya untuk makan bulu babi itu langsung (mentah) dan rasanya cukup enak, aroma lautnya sangat terasa, cukup asin. Setelah ngobrol cukup lama diketahui bahwa ternyata ibu yang sudah menetap 12 tahun di Sekongkang Bawah ini juga berasal dari Jawa, tepatnya dari Jember, Jawa Timur. Dia bekerja menjadi guru SD di sekongkang.
Begitu banyak kah orang Jawa sampai-sampai sebegitu tingginya mobilitas migrasi mereka hingga sampai ke daerah pelosok sekalipun? Atau kah memang masyarakat disini terdiri dari berbagai suku bangsa, karena letaknya yang berada di tengah dan mengundang banyak pendatang karena ada ‘gula’ tambang emas Newmont? Satu hal yang menjadi menarik dari catatan KKN ku ini adalah ternyata meskipun jauh-jauh pergi dari P Jawa menuju ke P Sumbawa ternyata rasanya sama ketika berada di Jawa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar